search

Kamis, 22 November 2012

Tips Menjadi Manusia yang Berkarakter



Sebagai seorang pengajar maka saya ingin sesekali berbagi sedikit dari apa yang selama ini yang sudah saya bagikan pada sesi sesi pengajaran saya. Ijinkanlah saya untuk menjadi manusia pembelajar dimana kita bisa saling mengisi dan melengkapi dalam hidup ini.
Satu dari sekian materi yang sering saya sampaikan adalah soal karakter.
Bicara karakter maka definisi sederhananya adalah suatu kebiasaan yang menjadi pengarah dari tindakan tindakan kita yang endingnya jika kita bisa mengetahui kebiasaan kebiasaan seseorang kita juga bisa mengetahui sikap seseorang tersebut pada suatu situasi atau kondisi yang terjadi.
Atau dengan kata lain karakter adalah rangkaian tindakan yang terjadi secara spontan karena sudah tertanam dalam pikiran dan disebut dengan kebiasaan.

Domain terpenting dalam pembentukan karakter adalah pikiran kita. Apa yang kita pelajari,apa yang kita alami,apa yang kita lakukan,apa yang kita kembangkan dan semua yang terjadi dalam perjalanan kehidupan kita semuanya terekam dalam memori otak kita yang secara otomatis terbagi dan dismpan di Cirus Cingula dan Hipokampus serta pada Korpus Amigdala.
Nah dari dalam memori otak kitalah kemudian keluar pola pola pikir yang akan mempengaruhi tindakan tindakan kita.

Apa yang keluar dari rekaman memori otak kita jika sesuai dengan pola umum maka tindakan nya pun akan sesuai dengan pola umum tersebut dan hasilnya membawa ketenangan dan kebahagiaan. Jika sebaliknya maka tindakannya akan menjadikan (DS) Damage dan Suffer.
Jadi perhatikanlah dengan serius pikiran kita.
Sebagai contoh,jika semua info mengatakan bahwa dunia akan kiamat pada Desember 2012. Maka hal ini dapat membuat seseorang menjadi stress,depresi atau bahkan frustasi karena hal tersebut. Dia menalar berdasarkan pemikiran akan kepercayaan yang keluar dari pikirannya sehingga kesannya adalah seperti ini :”Kalau dunia kiamat,maka saya akan ikut mati sementara saya belum pengen mati,saya ga mau mati,saya masih ingin menikah,bekerja”. Hasil kesannya adalah dia putus asa.

Keputusasaan bisa membuat orang nekad,rasa ketidak berdayaan akan mendorong tindakan negatif dengan landasan pikir,toh sama saja tetap akan mati juga, akan tetapi melalui pikiran juga bisa merobah apa yang dirasakan dengan memberi kesan “Ah itu hanya isapan jempol semata,hanya Tuhan yang tau kapan dunia berakhir”.
Dan cara berpikir semacam ini akan memberikan kesan keberdayaan sehingga kesan ini dapat memberikan harapan dan mampu meningkatkan rasa percaya diri menghilangkan kesan ketidakberdayaan.

Dengan demikian kita mengerti dan memahami bahwa pengendalian pikiran menjadi sangat penting. Dengan kemampuan kita dalam mengendalikan pikiran ke arah kebaikan, kita akan mudah mendapatkan apa yang kita inginkan, yaitu kebahagiaan. Sebaliknya, jika pikiran kita lepas kendali sehingga terfokus kepada keburukan dan kejahatan, maka kita akan terus mendapatkan penderitaan-penderitaan, disadari maupun tidak.
Selanjutnya mari kita perhatikan cerita ini. Seorang suami istri sedang bermain dengan bayi mungil mereka diruang tamu mereka kemudian tiba tiba masuk seekor anjing besar dengan galaknya entah punya siapa. Apa yang terjadi? Apa Respon dan Reaksinya, si istri lari ketakutan, sedangkan sang suami justru mendekat dan mengusir anjing tersebut agar tidak membahayakan dan, tentu saja, si bayi yang ada di dekatnya tetap tidak memperlihatkan respon apa-apa terhadap ular.

Demikianlah kita,kita semua dihadapkan dengan permasalahan yang sama, yaitu persoalan kehidupan duniawi dengan berbagai dimensinya persoalan kehidupan sehari hari,pendidikan,pekerjaan sampai persoalan cinta,,tetapi respon yang kita berikan terhadap permasalahan tersebut berbeda-beda.

Ada diantara kita yang hidupnya tetap penuh semangat,penuh aura positif tapi ada juga yang hidup penuh keputusasaan,hilang semangat,hilang pengharapan. Ada yang menjalani hari dengan perasaan bahagia dan ceria, sedangkan yang lain hidup dengan penuh penderitaan dan keluhan. Padahal kita semua berangkat dari kondisi yang sama, yaitu kondisi ketika masih kecil yang penuh semangat, ceria, bahagia, dan tidak ada rasa takut atau pun rasa sedih.
Pertanyaannya adalah “Mengapa untuk permasalahan dan persoalan persolan yang sama kita memberi respon yang berbeda-beda?”

Hal ini dikarenakan oleh kesan yang berbeda diman kesan kesan tersebut dihasilkan dari pola pikir dan kepercayaan yang berbeda mengenai objek tersebut.
Rincinya adalah secara alami, sejak lahir sampai berusia hingga sekitar lima tahun, daya nalar seorang anak belum tumbuh sehingga pikiran bawah sadar masih terbuka dan menerima apa saja informasi yang dimasukkan ke dalamnya tanpa ada penyeleksian, informasi dari semua sumber yang bisa diserap. Berawal dari inilah dasar awal terbentuknya karakter sudah terbangun.
Semakin banyak dan beragamnya informasi yang diterima dan semakin matang sistem kepercayaan dan pola pikir yang terbentuk, maka semakin jelas tindakan, kebiasan, dan karakter unik dari masing-masing kita

Akhirnya ijinkan saya menyimpulkannya secara sangat sederhana dan praktis sebagai berikut:

1. Karakter dalam diri seseorang sangat penting dimana dimulainya dari apa yang
    kita pikirkan oleh karena itu menjaga konsepsi pemikiran kita sangat penting
    dalam menjadikan kita manusia yang berkarakter baik.
2. Langkah Praktis Membangun Karakter Terdiri Dari :
    a. Memberi ruang kepercayaaan pada diri bahwa karakter yang tidak baik bias
        diubah
     menjadi karakter yang baik.
    b. Memiliki keinginan yang menyala-nyala untuk mempunyai karakter yang
     baik.
    c. Belajar dari hal-hal yang kecil.
    d. Berlatih terus-menerus sampai menjadi kehidupan sehari-hari.
    e. Milikilah hati yang siap untuk dibentuk dan diubah.


3. Hal Dasar Dalam Membangun Karakter:
*Selalu berpikir yang positif,baik dan membangun.
*Selalu melakukan segala sesuatu dengan sungguh sungguh tanpa sungut
  sungut
*Tidak membuka cela untuk bicara atau mendengar hal hal yang negatif.
*Mencari mentor yang tepat
*Selalu bertanya dan berbagi jika ada persoalan.
*Berani mengakui kesalahan dan mau berubah.
*Harus menyelesaikan setiap persoalan yang masih mengganjal dihati.

4.Tipe Karakter:
*Tau & Mau
*Tau & Tidak Mau
*Tidak Tau & Mau
*Tidak Tau & Tidak Mau.
Karl G. Maeser : “Seseorang tanpa karakter adalah seperti kapal tanpa kemudi.”
Revangga Dewa Putra : “ Karakter adalah refleksi hati, cerminan jiwa.”
Gilgerte Beaux : “Untuk meraih sebuah kesuksesan, karakter seseorang adalah lebih penting daripada intelegensia.”
Sekedar memberi warna lain dalam perjalanan hidup.
Semoga Bermanfaat.
Salam Persahabatan.

1.Joseph Murphy D.R.S., Rahasia Kekuatan Pikiran Bawah Sadar, (SPEKTRUM, 2002),
2.Budimansyah, D. (2007). “Pendidikan Demokrasi Sebagai Konteks Civic Education di Negara-negara Berkembang”,( Jurnal Acta Civicus, Vol.1)
3.Rangkuman materi pengajaran RDP.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar