search

Kamis, 22 November 2012

BUDIDAYA MENGKUDU

1. Persiapan Lahan
Meski agroklimat lokasi mengkudu penanaman mengkudu namun tidak menjamin tanaman tumbuh subur dan berkualitas bagus. Lahan harus diolah terlebih dulu agar bibit leluasa tumbuh di lingkungan baru.
Lahan yang akan digunakan harus diolah dulu, tanaman liar, rumput, tunggul, batu, dan sampah harus dibuang dan dibersihkan. Kemudian lokasi ditata menurut topografinya. Topografi terbaik berupa lahan datar dengan kemiringan 30 – 50 atau bergelombang. Jika tanah berbukit, miring atau berlereng digunakan sistem teras untuk menghindari erosi.
Lahan jika ditata dengan pembagian blok, luas blok dan letak ukuran prasarana menunjang seperti saluran drainase, jalan kebun dan bak penampung air. Semua hal itu untuk memperlancar kegiatan di kebun, mulai dari perawatan tanaman, panen sampai pengawasan kerja.
Untuk pola penanaman bisa menggunakan pola bujur sangkar atau segitiga, sedangkan untuk lahan miring pola tanam hanya mengikuti kontur setelah teras terbentuk. Ukuran lubang tanam 30 cm x 30 cm x 30 cm. biarkan lubang terbuka 1 – 2 minggu agar zat beracun tulang dan hama penyakit mati oleh sinar matahari. Tanah galian dicampur 5 – 10 kg pupuk kandang atau kompos matang untuk memperbaiki sifat tanah. Kembalikan tanah ke dalam lubang sesuai posisi semula dan dibiarkan sampai tanah tidak mengalami penurunan lagi.
Oleh karena itu lubang tanam sebaiknya dipersiapkan beberapa bulan sebelum penanaman.

2. Pembibitan
Pencarian bibit juga harus diperhatikan untuk mendapatkan buah dengan kualitas yang bagus, tentunya harus berasal dari pohon yang berkualitas juga. Karena itu pencarian bibit menjadi salah satu faktor yang penting dalam peningkatan produksi mengkudu. Untuk mendapatkan bibit berkualitas, buah harus berasal dari pohon induk yang sehat pertumbuhan normal, berumur minimal 10 tahun dan berproduksi tinggi. Untuk pemilihan buahnya sendiri harus sehat, tidak cacat, berdagang padat, dan berukuran cukup besar + 250 gram, syaratnya lain, harus matang pohon itu ditandai dengan kulit berwarna putih kekuningan secara merata.
Kerabat kopi itu diperbanyak secara vegetatif dengan okulasi, cangkok atau kultur jaringan namun begitu banyak perkebunan memilih pengadaan dengan biji, dasarnya pengadaan lebih mudah karena dapat diproduksi masal berkat buah yang kaya biji. Kekurangannya pertumbuhan bibit sering tidak seragam.
Cara terbaik, efisien dan ekonomis dalam penyemaian adalah langsung menanam buah di bedeng semai. Buah diletakkan di atas larikan dengan jarak buah antara 10 – 15 cm buah ditutup pasir setebal 1 cm. persemaian disiram secara rutin sedikitnya 1 kali sehari. Untuk menjaga persemaian agar tetap lembab, bedengan perlu naungan untuk ditutup jerami, naungan dibuka setelah benih berkecambah sekitar 1 bulan.
Agar pertumbuhan bibit berlangsung baik kecambah dipisahkan dan dipindah ke dalam polibag. Untuk mendapatkan bibit yang baik pilih kecambah normal dan seragam pertumbuhannya, kecambah yang tumbuh terlalu lambat atau terlalu dominan tidak digunakan. Tempatkan polibag di bawah naungan dan siram setiap hari, terutama jika tidak hujan.

3. Pemeliharaan
Secara umum pemeliharaan mengkudu ada 6 proses yaitu: penyiraman, penyulaman, penyiangan, pemupukan, pemangkasan, pengendalian hama penyakit.
Secara alami mengkudu tidak memerlukan perawatan khusus. Namun untuk mendapatkan produksi maksimal, tanaman dipelihara intensif. Pemeliharaan berupa penyulaman, penyiraman, penyiangan, pemupukan, pemangkasan, dan pengendalian hama.
• Penyiraman
Dilakukan untuk mencegah kekeringan, terutama pada tanaman muda, ini dilakukan terutama pada saat musim kemarau atau saat tidak turun hujan. Volume dan frekuensi penyiraman tergantung kondisi setempat. Namun begitu penyiraman sebaiknya dilakukan setiap hari, pada pagi atau sore.
• Penyulaman
Untuk mengganti tanaman mati atau memperlihatkan gejala sakit, beberapa hari setelah ditanam, pertumbuhan tanaman seragam, bibit sulaman harus berumur sama dengan tanaman semula. Oleh karena itu saat pengadaan bibit siapkan pula bibit cadangan sekitar 10 % dari jumlah lubang tanam. Penyulaman dilakukan 1 bulan setelah penanaman pertama.
• Penyiangan
Penyiangan gulma atau rumput liar penting dilakukan, selain menjadi pesaing dalam pengambilan zat hara, gulma menjadi sarang hama penyakit bersamaan dengan penyiangan, tanah disekitar tanaman digemburkan lagi untuk menjamin porositas tanah. Sebab penyiraman menyebabkan tanah memadat dan udara didalamnya menepis. Penyiangan rutin 2 – 3 bulan sekali hingga tanaman berumur 2 – 3 tahun. Pada tahun-tahun selanjutnya penyiangan dilakukan sesuai kondisi kebun.
• Pemupukan
Untuk pertumbuhan produksi optimal, mengkudu dipupuk secara rutin. Sejalan dengan meningkatnya pemakaian produk organik untuk kesehatan budidaya mengkudu sedapat mungkin menggunakan pupuk organik. Kandungan unsur makro dan mikro pupuk organik juga mampu memperbaiki kehidupan mikroorganisme tanah pupuk dibenamkan ke dalam lubang pupuk berbentuk parit melingkari batang. Lokasi tepat di bawah lingkaran tajuk tanaman. Sebab pada bagian di bawah lingkaran tajuk tanaman terdapat banyak rambut akar yang berfungsi menyerap zat hara. Agar pemupukan mudah diserap akar, pemupukan dilakukan menjelang dan pada akhir musim hujan.
• Pemangkasan
Tujuan pemangkasan adalah untuk memelihara tanaman agar tumbuh baik, sehat dan cepat berbuah. Tanaman yang terlalu rimbun justru menurunkan produksivitas dan kualitas buah. Tanaman rimbun mengganggu sirkulasi udara di dalam lingkungan tajuk, akibatnya tajuk lembab sehingga mengundang cendawan. Oleh karena itu cabang-cabang yang berserakan, saling bersinggungan atau tumbuh di tempat yang tidak diinginkan harus dipangkas. Cabang lemah, rusak, atau sakit serta tunas air juga perlu dibuang karena tidak diperlukan.
• Pengendalian Hama dan Penyakit
Beberapa jenis hama yang ditemukan pada mengkudu diantaranya ulat daun dan kutu putih. Ulat daun menggerogoti daun, kutu putih menghisap cairan di jaringan daun hingga menjadi kuning dan kering: sedangkan penyakit jarang ditemukan, kecuali cendawan yang biasanya menginfeksi tanaman secara sekunder setelah terjadi serangan kutu putih. Untuk mengatasi gangguan hama penyakit, kendalikan secara mekanis atau menggunakan pestisida organik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar