1. Persiapan Lahan
Meski agroklimat lokasi mengkudu penanaman mengkudu namun tidak menjamin
tanaman tumbuh subur dan berkualitas bagus. Lahan harus diolah terlebih dulu
agar bibit leluasa tumbuh di lingkungan baru.
Lahan yang
akan digunakan harus diolah dulu, tanaman liar, rumput, tunggul, batu, dan
sampah harus dibuang dan dibersihkan. Kemudian lokasi ditata menurut
topografinya. Topografi terbaik berupa lahan datar dengan kemiringan 30 – 50
atau bergelombang. Jika tanah berbukit, miring atau berlereng digunakan sistem
teras untuk menghindari erosi.
Lahan jika
ditata dengan pembagian blok, luas blok dan letak ukuran prasarana menunjang
seperti saluran drainase, jalan kebun dan bak penampung air. Semua hal itu
untuk memperlancar kegiatan di kebun, mulai dari perawatan tanaman, panen
sampai pengawasan kerja.
Untuk pola
penanaman bisa menggunakan pola bujur sangkar atau segitiga, sedangkan untuk
lahan miring pola tanam hanya mengikuti kontur setelah teras terbentuk. Ukuran
lubang tanam 30 cm x 30 cm x 30 cm. biarkan lubang terbuka 1 – 2 minggu agar
zat beracun tulang dan hama penyakit mati oleh sinar matahari. Tanah galian
dicampur 5 – 10 kg pupuk kandang atau kompos matang untuk memperbaiki sifat
tanah. Kembalikan tanah ke dalam lubang sesuai posisi semula dan dibiarkan
sampai tanah tidak mengalami penurunan lagi.
Oleh karena
itu lubang tanam sebaiknya dipersiapkan beberapa bulan sebelum penanaman.
2. Pembibitan
Pencarian bibit juga harus diperhatikan untuk mendapatkan buah dengan
kualitas yang bagus, tentunya harus berasal dari pohon yang berkualitas juga.
Karena itu pencarian bibit menjadi salah satu faktor yang penting dalam
peningkatan produksi mengkudu. Untuk mendapatkan bibit berkualitas, buah harus
berasal dari pohon induk yang sehat pertumbuhan normal, berumur minimal 10
tahun dan berproduksi tinggi. Untuk pemilihan buahnya sendiri harus sehat,
tidak cacat, berdagang padat, dan berukuran cukup besar + 250 gram, syaratnya
lain, harus matang pohon itu ditandai dengan kulit berwarna putih kekuningan
secara merata.
Kerabat kopi
itu diperbanyak secara vegetatif dengan okulasi, cangkok atau kultur jaringan
namun begitu banyak perkebunan memilih pengadaan dengan biji, dasarnya
pengadaan lebih mudah karena dapat diproduksi masal berkat buah yang kaya biji.
Kekurangannya pertumbuhan bibit sering tidak seragam.
Cara
terbaik, efisien dan ekonomis dalam penyemaian adalah langsung menanam buah di
bedeng semai. Buah diletakkan di atas larikan dengan jarak buah antara 10 – 15
cm buah ditutup pasir setebal 1 cm. persemaian disiram secara rutin sedikitnya
1 kali sehari. Untuk menjaga persemaian agar tetap lembab, bedengan perlu
naungan untuk ditutup jerami, naungan dibuka setelah benih berkecambah sekitar
1 bulan.
Agar
pertumbuhan bibit berlangsung baik kecambah dipisahkan dan dipindah ke dalam
polibag. Untuk mendapatkan bibit yang baik pilih kecambah normal dan seragam
pertumbuhannya, kecambah yang tumbuh terlalu lambat atau terlalu dominan tidak
digunakan. Tempatkan polibag di bawah naungan dan siram setiap hari, terutama
jika tidak hujan.
3. Pemeliharaan
Secara umum pemeliharaan mengkudu ada 6 proses yaitu: penyiraman,
penyulaman, penyiangan, pemupukan, pemangkasan, pengendalian hama penyakit.
Secara alami
mengkudu tidak memerlukan perawatan khusus. Namun untuk mendapatkan produksi
maksimal, tanaman dipelihara intensif. Pemeliharaan berupa penyulaman,
penyiraman, penyiangan, pemupukan, pemangkasan, dan pengendalian hama.
• Penyiraman
Dilakukan
untuk mencegah kekeringan, terutama pada tanaman muda, ini dilakukan terutama
pada saat musim kemarau atau saat tidak turun hujan. Volume dan frekuensi
penyiraman tergantung kondisi setempat. Namun begitu penyiraman sebaiknya
dilakukan setiap hari, pada pagi atau sore.
• Penyulaman
Untuk
mengganti tanaman mati atau memperlihatkan gejala sakit, beberapa hari setelah
ditanam, pertumbuhan tanaman seragam, bibit sulaman harus berumur sama dengan
tanaman semula. Oleh karena itu saat pengadaan bibit siapkan pula bibit
cadangan sekitar 10 % dari jumlah lubang tanam. Penyulaman dilakukan 1 bulan
setelah penanaman pertama.
• Penyiangan
Penyiangan
gulma atau rumput liar penting dilakukan, selain menjadi pesaing dalam
pengambilan zat hara, gulma menjadi sarang hama penyakit bersamaan dengan
penyiangan, tanah disekitar tanaman digemburkan lagi untuk menjamin porositas
tanah. Sebab penyiraman menyebabkan tanah memadat dan udara didalamnya menepis.
Penyiangan rutin 2 – 3 bulan sekali hingga tanaman berumur 2 – 3 tahun. Pada
tahun-tahun selanjutnya penyiangan dilakukan sesuai kondisi kebun.
• Pemupukan
Untuk
pertumbuhan produksi optimal, mengkudu dipupuk secara rutin. Sejalan dengan
meningkatnya pemakaian produk organik untuk kesehatan budidaya mengkudu sedapat
mungkin menggunakan pupuk organik. Kandungan unsur makro dan mikro pupuk
organik juga mampu memperbaiki kehidupan mikroorganisme tanah pupuk dibenamkan
ke dalam lubang pupuk berbentuk parit melingkari batang. Lokasi tepat di bawah
lingkaran tajuk tanaman. Sebab pada bagian di bawah lingkaran tajuk tanaman
terdapat banyak rambut akar yang berfungsi menyerap zat hara. Agar pemupukan
mudah diserap akar, pemupukan dilakukan menjelang dan pada akhir musim hujan.
•
Pemangkasan
Tujuan
pemangkasan adalah untuk memelihara tanaman agar tumbuh baik, sehat dan cepat
berbuah. Tanaman yang terlalu rimbun justru menurunkan produksivitas dan
kualitas buah. Tanaman rimbun mengganggu sirkulasi udara di dalam lingkungan
tajuk, akibatnya tajuk lembab sehingga mengundang cendawan. Oleh karena itu
cabang-cabang yang berserakan, saling bersinggungan atau tumbuh di tempat yang
tidak diinginkan harus dipangkas. Cabang lemah, rusak, atau sakit serta tunas
air juga perlu dibuang karena tidak diperlukan.
•
Pengendalian Hama dan Penyakit
Beberapa
jenis hama yang ditemukan pada mengkudu diantaranya ulat daun dan kutu putih.
Ulat daun menggerogoti daun, kutu putih menghisap cairan di jaringan daun
hingga menjadi kuning dan kering: sedangkan penyakit jarang ditemukan, kecuali
cendawan yang biasanya menginfeksi tanaman secara sekunder setelah terjadi
serangan kutu putih. Untuk mengatasi gangguan hama penyakit, kendalikan secara
mekanis atau menggunakan pestisida organik.